Monday, August 15, 2016

Home Away from Home: Kesehatan - bagian 1

Anda tentunya sudah paham dengan sistem pelayanan BPJS di Indonesia, kan? Bagaimana menurut anda? Pusing? Jangan pusing dulu karena kami akan menjelaskan sistem pelayanan kesehatan semacam BPJS yang berlaku di UK. Selayaknya welfare countries lainnya, banyak sekali fasilitas umum di UK yang bersifat gratis, seperti pendidikan dan kesehatan. Namun, sejak beberapa tahun lalu, ke-gratis-an di bidang kesehatan itu hanya berlaku bagi warga negara UK. Hal ini mungkin akhirnya diberlakukan sebagai akibat dari banyaknya imigran yang masuk ke UK setiap tahunnya. Apa dampaknya terhadap kita yang akan bersama keluarga menetap di UK? Kita harus membayar fee yang disebut dengan IHS (Immigration Health Surcharge) pada saat apply visa. Biaya IHS ini sebenarnya adalah biaya asuransi kesehatan. Jadi, setelah membayar IHS, seluruh fasilitas kesehatan, kecuali obat resep dokter, bersifat gratis untuk kita. Apa yang tidak gratis? Dokter gigi dan kesehatan mata. Ya, perawatan gigi di UK dianggap sebagai ‘kosmetik’ sehingga tidak bersifat gratis bagi orang dewasa. Sedangkan kesehatan mata pun dianggap sebagai sesuatu yang seharusnya dapat dipelihara sendiri oleh masing-masing orang. Jadi, kedua fasilitas ini sifatnya berbayar. Namun untuk anak-anak, fasilitas kesehatan gigi dan mata masih gratis, kok.

NHS
NHS
sorce: http://www.ibtimes.co.uk/nhs-trusts-england-hit-2-3bn-deficit-by-end-year-1544517


Sistem pelayanan kesehatan di UK disebut NHS, singkatan dari National Health Service. Nah, pelayanan kesehatan ini tersedia mulai dari tingkat paling kecil, semacam puskesmas di Indonesia, hingga rumah sakit besar. Untuk bisa secara legal menerima pelayanan kesehatan, hal yang pertama perlu kita lakukan di minggu-minggu awal ketibaan kita di UK adalah mendaftarkan diri di General Practitioner, atau yang umumnya disebut GP, dan kita pilih yang lokasinya terdekat dari tempat tinggal kita. Prosedur ini harus dilakukan agar kita dapat menikmati seluruh fasilitas kesehatan yang ada. Iya lah, sudah bayar IHS mahal-mahal, masa kita mau menyia-nyiakannya? Apa saja yang harus dipersiapkan ketika kita akan mendaftarkan diri di GP? Kita membutuhkan BRP dan bukti alamat tempat tinggal. Ingat ya, GP tidak akan menerima pendaftaran kita apabila ada GP lain yang letaknya lebih dekat dari tempat tinggal kita. Biasanya, beberapa minggu setelah kita mendaftarkan diri di GP, kita akan menerima surat dari NHS yang berisi promosi beberapa layanan kesehatan yang sesuai dengan kondisi kita. Misalnya, ada tawaran pemeriksaan gula darah bagi Anda yang menderita diabetes atau tawaran screening kanker serviks bagi wanita. Tertarik? Silahkan saja langsung daftar ke GP Anda untuk mendapatkan fasilitas tersebut. Semuanya gratis.

Nah, bagaimana kalau kita, atau anggota keluarga kita, sakit? Agak berbeda dengan prosedur di Indonesia dimana kita bisa dengan mudah menemukan praktik dokter di rumah atau langsung ke klinik dan rumah sakit, pelayanan kesehatan di UK sifatnya berjenjang. Jadi, pertama kita harus memeriksakan diri ke puskesmas dulu (tingkat paling kecil). Kemudian jika ternyata puskesmas ini tidak bisa melayani, baru kita akan dirujuk ke rumah sakit terdekat, dan seterusnya. Langkah awal yang harus Anda lakukan ketika hendak berobat ke GP adalah mendaftarkan diri, baik melalui internet (kalau GP nya memiliki website sendiri) atau telepon. Kita tidak bisa langsung datang ke GP dan bertemu dengan dokter. Oh, no, no. Di sini, semua harus melalui perjanjian terlebih dahulu. Setelah mendapatkan jadwal, Anda datang ke GP pada jadwal yang ditentukan untuk bertemu dengan dokter. Alhamdulillah kalau Anda bisa pulang tanpa harus menebus obat. Namun, kalau ternyata harus menebus obat, maka Anda harus datang ke apotek terdekat (GP tidak menyatu dengan apotek) dan membayar GBP 8.40 untuk satu macam obat. Tenang (atau mungkin tidak tenang), dokter-dokter di UK sangat pelit dalam memberikan obat. Anak sudah muntah-muntah dan badan panas? Mereka hanya akan menyarankan untuk banyak minum air dan istirahat. Titik. No medicine for you. Cerita menarik tentang berobat di Inggris bisa Anda lihat juga di blog teman kami, Mbak Ari Kristiana:

Bagi kita yang terbiasa dengan obat-obat generik di Indonesia, harga menebus obat resep dokter yang GBP 8.40 itu mahal sekali ya. Yak, memang betul. Harga obat yang bebas beredar di pasaran tentunya lebih murah dari itu. Namun, kalau sakitnya sudah parah, mau tidak mau harus bergantung pada si obat mahal rujukan dokter. Harga tersebut berlaku bagi semua kalangan, kecuali anak berusia di bawah 16 tahun, lansia berusia lebih dari 60 tahun, anak usia 16-18 yang bersekolah, ibu hamil, dan ibu yang baru melahirkan kurang dari 12 bulan. Berbahagialah apabila Anda ada di dalam golongan tersebut. Jika tidak?

Ada beberapa cara untuk meminta keringanan biaya penebusan obat ini. Di UK, keringanan biaya kesehatan sering disebut sebagai HC (Health Certificate). Apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan HC? Pertama, kita harus meminta form HC 1 dari GP tempat kita terdaftar, meminta NHS mengirimkan form ke alamat rumah kita (https://apps.nhsbsa.nhs.uk/LISWebAppStaticData/begin.do), atau dengan mencetak formulir sendiri (http://www.nhsbsa.nhs.uk/HealthCosts/1128.aspx). Form HC 1 berisi semacam kuesioner tentang tempat tinggal, kondisi kehidupan, kondisi keuangan, serta income yang kita miliki. Setelah form selesai diisi, kita harus mengirimkan form tersebut beserta bukti keuangan berupa print-out tabungan di rekening atas nama kita ke alamat yang sudah tercetak di amplop atau alamat yang dicantumkan di website (free of charge). Then, we have to wait. Tunggu hingga pihak NHS memberikan jawaban apakah kita berhak mendapatkan HC 2 atau HC 3, atau malah bisa jadi tidak mendapatkan keringanan sama sekali.

Apa bedanya HC 2 dan HC 3? Perbedaan yang mendasar adalah pada besar keringanan biaya yang diberikan. Pemegang HC 2 berhak mendapatkan full coverage yang berarti Anda tidak usah membayar apa pun, sedangkan pemegang HC 3 berhak mendapatkan partial coverage. Untuk lebih jelasnya, silahkan buka link berikut ini: http://www.nhs.uk/healthcosts/documents/dh_4138953%5B1%5D.pdf/ atau http://www.nhsbsa.nhs.uk/HealthCosts/Documents/DentalServices/PECS_booklet_web.pdf.

Nah, penjelasan di atas merupakan proses-proses yang dapat dilakukan pada saat kita sedang sakit, tapi berbeda untuk kondisi emergency. Bagaimana jika ada kejadian yang mengharuskan Anda atau anggota keluarga menerima intervensi medis dalam keadaan darurat? Ada 3 cara yang bisa Anda lakukan, tergantung dari kondisi yang dialami. Apabila pasien (si orang sakit) masih bisa berjalan dan sadar, ada akses keluar rumah, dan masih di dalam range jam kerja, maka Anda disarankan untuk membawa pasien ke GP Walk-In. GP Walk-In adalah praktek GP tanpa perjanjian. Jadi, Anda bisa langsung ke tempat tersebut untuk berobat. Namun, GP Walk-In tidak semuanya buka 24 jam. Pelayanan kesehatan yang buka 24 jam adalah A&E di rumah sakit. Oleh karena itu, apabila kejadian darurat terjadi pada malam hari, atau di jam-jam yang ‘tidak normal’, maka Anda disarankan untuk segera datang ke A&E rumah sakit terdekat. Namun, bagaimana kalau si pasien tidak sadar, tidak bisa berjalan dan berdiri, dan tidak ada akses untuk keluar rumah? Anda bisa menelepon ambulans. Layanan ambulans di UK dapat diakses dengan menelepon 999. Siap-siap ditanya berbagai hal ya, ketika menelepon ambulans ini.

emergency-ambulans
ambulans in the UK
source: http://www.ambulance-photos.com/picture/number1282.asp


Beberapa hal yang ditanyakan pada saat berbicara dengan operator 999 misalnya adalah kondisi pasien, sejarah kondisi kesehatan pasien, dan alamat rumah. Setelah itu, paramedis akan datang untuk memeriksa pasien. Selama paramedis berada di jalan menuju lokasi rumah pasien, tidak jarang juga lho mereka akan tetap melakukan komunikasi dan tanya jawab untuk memantau kondisi pasien dan memandu anda atau pasien untuk melakukan penanganan awal. Nah, jangan PD dulu bahwa setelah didatangi paramedis lalu pasien akan dibawa ke rumah sakit. Kadang-kadang, kalau menurut paramedis si pasien berada pada stage yang tidak terlalu gawat, Anda diminta untuk datang ke A&E sendiri atau untuk beristirahat di rumah setelah diberikan obat oleh mereka. Waduuh… ya, hal ini memang mereka lakukan karena biaya ambulans cukup mahal dan diprioritaskan untuk membantu orang-orang yang kondisinya sudah benar-benar gawat. Oleh karena itu, tenaga medis pun kadang tidak langsung datang dengan ambulans. Apabila memang kondisi pasien sangat gawat, barulah ambulans dengan ukuran lebih besar dengan peralatan lebih komplit dipanggil untuk membawa pasien ke rumah sakit.
Detil kondisi-kondisi yang dianggap emergency dan beberapa hal terkait prosedur penanganannya dapat anda lihat  pada link berikut: (http://www.nhs.uk/NHSEngland/AboutNHSservices/Emergencyandurgentcareservices/Pages/responding-to-emergencies-FAQ.aspx).

Bagaimana kondisi setelah pasien sampai di rumah sakit? Pada kondisi sakit yang bukan merupakan akibat kecelakaan, jika sedang ada kamar kosong, tentunya pasien  akan di tempatkan di kamar tersebut, dan biasanya pasien dengan kondisi emergency akan lebih diprioritaskan dalam hal ini. Selanjutnya, paramedis dan dokter akan memeriksa dan melakukan observasi terhadap kondisi pasien. Dalam tahap awal, serangkaian tes darah dilakukan dan apabila  perlu cairan infus diberikan pada masa tunggu hasil lab keluar. Apabila kondisi pasien belum membaik, tetapi dalam hasil lab tidak ditemukan penyakit serius, seringkali dokter menganjurkan pasien untuk segera pulang dan istirahat di rumah, bahkan pulang pada saat tengah malam sekalipun. Dokter di sini tidak akan gampang menyatakan dan memberikan diagnosa atas suatu penyakit tertentu kepada pasien.  

Biasanya mereka hanya memberikan resep antibiotik saja, dan dipesan untuk datang kembali kontrol apabila obat telah habis tetapi kondisi belum juga membaik. Sepertinya di awal, Anda akan terheran-heran melihat ketika gejala penyakit yang muncul dan dirasakan nampaknya serius tetapi ternyata bentuk tindakan yang dilakukan oleh pihak medis sangat sederhana. Wah, beda jauh ya dengan di Indonesia..Nah, pengalaman seperti inilah yang sering dialami oleh pasien, terutama orang Indonesia (karena kami mendengar banyak cerita serupa dari teman-teman Indonesia yang juga tinggal di sini). Mungkin rasanya ada kekurangpuasan atas tindakan dan penanganan yang dilakukan ya, bercampur dengan kekhawatiran jika sang dokter salah mendiagnosa, karena mungkin di Indonesia, kita terbiasa dengan beberapa jenis obat yang langsung diresepkan dokter. Tetapi ya memang begitulah situasi di UK, dokter menganggap bahwa semua penyakit akar masalahnya adalah diri manusia sendiri, dan oleh karenanya antibodi pasien sendirilah yang akan menyembuhkan, tentunya dibarengi dengan banyak istirahat dan pola makan yang benar. Hal semacam ini tampaknya diamini juga oleh warga UK. Dan jika dipikir kembali, memang ada benarnya juga kan? Tidak membiasakan mengkonsumsi obat-obatan demi kesehatan kita, agar organ tubuh juga tidak manja. Sejalanlah dengan prinsip mencegah lebih baik daripada mengobati.

Wah, sebenarnya masih banyak cerita-cerita mengenai pengalaman menjajal fasilitas kesehatan di UK. Namun, sebagai awalan, sepertinya informasi di atas sudah cukup. Apa pendapat anda? Baguskah? Lebih nyaman daripada BPJS di Indonesia? Hmmmm… silahkan Anda coba sendiri ya.. Hehehe… Artikel kami berikutnya masih akan membahas mengenai pelayanan kesehatan di UK. Nantikan minggu depan, ya!

No comments:

Post a Comment